Community Development melalui Participatory Planning. Studi Kasus : Kelurahan Rawajati

Community Development melalui Participatory Planning. Studi Kasus : Kelurahan Rawajati

oleh

Adipati Rahmat, Dameria Febriyani Panjaitan, Murni Perawati, Rukmini, dan Sandra Wirayanti

“In most cases, better planning was done by the citizens, not by the city. There is nothing new about that.”

Arnstein, Sherry R. (1969)[1]

1. PENDAHULUAN

Perencanaan partisipatif merupakan sebuah paradigma dalam perencanaan perkotaan yang menekankan kepada keterlibatan seluruh komponen masyarakat dalam proses manajemen strategis dan perencanaan perkotaan atau di tingkat masyarakat dalam bentuk proses perencanaan wilayah perkotaan atau pedesaan. Hal ini dapat dianggap sebagai bagian dari sebuah proses pembangunan masyarakat.

Kebersihan lingkungan disekitar kita merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu pada umumnya upaya menggalang kebersihan lingkungan secara komunal tergolong sulit karena menyangkut persepsi masing-masing individu mengenai kesadaran akan kebersihan, jadwal aktifitas yang berbeda dan prinsip tanggung jawab. Komuniti Kelompok Usaha Bersama (KUB) “Hijau Asri” di rw. 08, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran merupakan sebuah kelompok yang lahir dari kesadaran sebagian warga Kelurahan Rawajati, yang mencoba mendorong kesadaran masyarakat akan kebersihan melalui program bersih lingkungan yang berbasiskan kepada pendekatan pembangunan masyarakat.

Kerangka teoritisnya, berdasarkan Prasetya[2], metode partisipasi merupakan sebuah metode keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran, atau emosi, dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan dan ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut. Dalam studi kasus Komuniti KUB, dalam hal ini setiap anggota masyarakat memiliki keterikatan sebagai penduduk Kelurahan Rawajati, sehingga keikutsertaannya kedalam program tersebut tidak hanya timbul akibat kesadaran akan kebersihan, namun juga karena keterikatannya sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Rawajati mendorongnya untuk ikut memberikan sumbangan berupa pikiran, tenaga, waktu dan biaya. Makalah ini merupakan sebuah analisa Kualitatif terhadap proses perencanaan di tingkat komuniti kawasan Pusat Perkotaan dalam mencapai tujuan bersama, dengan metode studi kasus dan kajian literatur pada komuniti Kelompok Usaha Bersama (KUB) “Hijau Asri” di rw. 08, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta.

Baca selengkapnya…

Meninjau Konsep Superblock Sebagai Bentuk Upaya Renewal Pusat Kegiatan Perkotaan : Studi Kasus Kawasan Superblock Waduk Melati Dan Segitiga Senen

Tekanan ekonomi yang sangat kuat telah mendorong bertumbuh kembangnya konsentrasi kegiatan pada pusat-pusat ekonomi di kawasan perkotaan. Dengan sistem mixed use, ahli-ahli perencana berupaya memusatkan kegiatan ekonomi terpadu dengan way of life masyarakat kota. Pada hasilnya, kemunculan konsep-konsep integrated central bussines district menjadi suatu hal yang wajar ditemui dipusat perkotaan. Di Kota DKI Jakarta,  Kawasan Superblok Mega Kuningan, Sudirman   Central   Bussines   District, Kuningan Area Development Project,  BNI  City,  Waduk Melati Superblock, Senayan  Square,  dan  Superblok Segitiga Senen berkembang sebagai akibat pengaruh agglomeration economic yang kuat tersebut.

Superblock sangat populer pada awal dan pertengahan abad ke-20, yang timbul dari ide-ide modern dalam arsitektur dan perencanaan kota. Sebuah superblock pada dasarnya jauh lebih luas daripada blok kota tradisional, dengan ukuran ruang bagi bangunan yang lebih besar, dan biasanya dibatasi oleh space secara luas, dan diakomodasi oleh arteri atau jalan protokol daripada jalan lokal di mana hirarki jalan telah menggantikan grid tradisional serta biasanya dilayani oleh jalan-jalan cul-de-sac[1].

Baca selengkapnya…